The Doctor Terlalu Sabar - Legenda MotoGP Kevin Schwantz memuji Valentino Rossi. Bukan karena performa impresifnya sepanjang musim 2011, namun Schwantz menilai The Doctor terlalu sabar menghadapi problema Desmosedici tunggangannya.
Anggapan Schwantz tentu bukan tanpa alasan. Pasalnya hingga memasuki seri ke-10 di Laguna Seca, Amerika Serikat (AS), Rossi tercatat baru sekali naik podium yakni saat finis ketiga di GP Prancis, Mei lalu.
Pembalap berkebangsaan Italia kerap mengaku belum menemukan settingan pas serta keseimbangan motornya. Rossi sempat menjajal pengembangan baru Ducati dengan Desmosedici GP11.1, di Sirkuit Assen pada Juni lalu. Namun jelang GP AS akhir pekan ini, juara dunia sembilan kali berpikir untuk kembali menggunakan GP11.
“Saya terkejut. Saya pikir, semakin banyak motor berbeda yang dikendarai Valentino dan bekerja dengan baik, maka dia akan segera menemukan cara untuk mengendarainya dengan baik,” ujar Schwantz.
“Mungkin tidak semua cara yang terbaik, tapi paling tidak dia bisa konsisten bersaing di peringkat lima teratas dan mungkin mampu meraih podium sesering mungkin. Rupanya ini harus dilewatinya dengan bekerja keras dan ironis sekali melihat kedekatan dia dan Nikcy (Hayden). Padahal sebelumnya, selalu ada jarak yang jauh antara Casey (Stoner) dan Nicky,” papar pria asal Texas, mengingat saat Hayden masih bertandem dengan Stoner di Ducati.
Rossi sementara masih menempati peringkat empat klasemen pembalap, dengan raihan 98 poin. Menurut Schwantz, The Doctor butuh waktu untuk mengembangkan motornya demi mengembalikkan performa, serta membuktikan kualitas dirinya sebagai juara dunia.
“Mungkin Valentino menyadari bahwa saat ini dia belum bisa memperbaikinya. Dengan lebih sering mengendarai dan mengembangkan motornya, maka performanya akan lebih baik. Saya rasa, dia bekerja terlalu sabar dibandingkan dengan saya dulu,” tutup mantan juara dunia 500cc, seperti dilansir MCN, Jumat (22/7/2011).
Anggapan Schwantz tentu bukan tanpa alasan. Pasalnya hingga memasuki seri ke-10 di Laguna Seca, Amerika Serikat (AS), Rossi tercatat baru sekali naik podium yakni saat finis ketiga di GP Prancis, Mei lalu.
Pembalap berkebangsaan Italia kerap mengaku belum menemukan settingan pas serta keseimbangan motornya. Rossi sempat menjajal pengembangan baru Ducati dengan Desmosedici GP11.1, di Sirkuit Assen pada Juni lalu. Namun jelang GP AS akhir pekan ini, juara dunia sembilan kali berpikir untuk kembali menggunakan GP11.
“Saya terkejut. Saya pikir, semakin banyak motor berbeda yang dikendarai Valentino dan bekerja dengan baik, maka dia akan segera menemukan cara untuk mengendarainya dengan baik,” ujar Schwantz.
“Mungkin tidak semua cara yang terbaik, tapi paling tidak dia bisa konsisten bersaing di peringkat lima teratas dan mungkin mampu meraih podium sesering mungkin. Rupanya ini harus dilewatinya dengan bekerja keras dan ironis sekali melihat kedekatan dia dan Nikcy (Hayden). Padahal sebelumnya, selalu ada jarak yang jauh antara Casey (Stoner) dan Nicky,” papar pria asal Texas, mengingat saat Hayden masih bertandem dengan Stoner di Ducati.
Rossi sementara masih menempati peringkat empat klasemen pembalap, dengan raihan 98 poin. Menurut Schwantz, The Doctor butuh waktu untuk mengembangkan motornya demi mengembalikkan performa, serta membuktikan kualitas dirinya sebagai juara dunia.
“Mungkin Valentino menyadari bahwa saat ini dia belum bisa memperbaikinya. Dengan lebih sering mengendarai dan mengembangkan motornya, maka performanya akan lebih baik. Saya rasa, dia bekerja terlalu sabar dibandingkan dengan saya dulu,” tutup mantan juara dunia 500cc, seperti dilansir MCN, Jumat (22/7/2011).
