Susunan Pemain:
Uruguay: Fernando Muslera, Martin Caceres, Sebastian Coates, Diego Lugano, Maximiliano Pereira, Alvaro Pereira, Alvaro Gonzalez, Egidio Arevalo, Diego Perez, Luis Suarez, Diego Forlan
Paraguay: Justo Villar, Elvis Marecos, Dario Veron, Paulo Cesar Da Silva, Ivan Piris, Enrique Vera, Victor Caceres, Cristian Riveros, Nestor Ortigoza, Pablo Zeballos, Nelson Haedo Valdez
Uruguay: Fernando Muslera, Martin Caceres, Sebastian Coates, Diego Lugano, Maximiliano Pereira, Alvaro Pereira, Alvaro Gonzalez, Egidio Arevalo, Diego Perez, Luis Suarez, Diego Forlan
Paraguay: Justo Villar, Elvis Marecos, Dario Veron, Paulo Cesar Da Silva, Ivan Piris, Enrique Vera, Victor Caceres, Cristian Riveros, Nestor Ortigoza, Pablo Zeballos, Nelson Haedo Valdez
Sang Penguasa Copa America : Uruguay - Sejarah baru tercipta di ajang Copa America 2011. Uruguay berhasil mentasbihkan diri sebagai negara dengan koleksi gelar terbanyak usai menundukkan Paraguay di babak final, Senin (25/7/2011) dini hari WIB.
Luis Suarez dan Diego Forlan menjadi aktor di balik kesuksesan La Celeste menggenggam trofi Copa ke-15. Gol Suarez dan dwigol Forlan mengantar Uruguay menang 3-0, sekaligus melewati torehan gelar Argentina (14). Kini Uruguay pantas disebut penguasa Benua Amerika Latin setelah berhasil menyabet trofi juara terbanyak di ajang tertua di dunia ini.
Bermain di Estadio Monumental, Buenos Aires, Uruguay langsung mengambil inisiatif serangan sejak peluit pertama dibunyikan wasit. Mengandalkan duet maut Diego Forlan dan Luis Suarez di lini depan, La Celeste sukses menuai dua peluang emas di lima menit pertama.
Peluang pertama Uruguay didapat Suarez ketika laga baru menginjak menit ketiga. Memanfaatkan sebuah kemelut di sisi gawang, striker Liverpool ini berhasil mengamankan bola dan melepaskan tembakan dari sudut sempit. Sempat mengenai tubuh Villar yang coba menutup ruang, bola liar justru mengarah ke sisi gawang.
Satu menit kemudian, lewat skema tendangan penjuru tim semifinalis Piala Dunia 2010 kembali menebar ancaman. Kapten tim Diego Lugano berhasil menyambut umpan pojok dengan sebuah tandukan keras yang masih mampu digagalkan Villar. Sayang, bola muntah hasil blok Villar yang membuat kemelut di depan gawang, urung berbuah gol.
Setelah dua kali menebar ancaman, Uruguay akhirnya memecah kebuntuan pada menit ke-13. Memanfaatkan umpan terobosan lambung, Suarez berhasil melepaskan diri dari jebakan offside dan mengecoh salah satu bek Paraguay untuk kemudian melepaskan tembakan kaki kiri yang sedikit membentur bek Praguay Dario Veron sebelum meluncur ke tiang jauh tanpa mampu dijangkau Villar. 1-0 Uruguay unggul.
Kebobolan lebih dulu, Paraguay yang selama perhelatan Copa America terkenal dengan pertahanannya yang solid, kini mulai mengubah orientasi bermain. Tim yang di pertandingan kali ini tidak dampingi sang pelatih Gerardo Martino (sanksi) mulai berani melakukan tekanan.
Namun, alih-alih membuat pertandingan kian menarik, jalannya laga justru berlangsung keras bahkan menjurus kasar. Pemain kedua tim kerap terlibat kontak fisik atau tekel-tekel berbahaya yang memaksa wasit asal Brasil Salvio Fagundes mengeluarkan empat kartu kuning. Tiga untuk pemain Uruguay dan satu untuk Paraguay.
Memasuki setengah jam laga, Uruguay kembali mendapatkan peluang. Kali ini melalui Forlan yang menyambut umpan terobosan Suarez di sisi lapangan. Sayangnya, upaya striker Atletico Madrid ini masih mampu digagalkan Villar. Lima menit kemudian, kembali Forlan menebar ancaman. Namun, tendangan first-timenya dari dalam kotak penalti masih lemah sehingga mudah diantisipasi Villar.
Tak ingin membuang kesempatan yang didapatnya, Forlan akhirnya berhasil menaklukkan Villar di percobaan ketiganya. Memanfaatkan kesalahan pemain Paraguay yang gagal mempertahankan bola, Diego Perez yang berhasil mencuri bola langsung menyodorkannya kepada Forlan yang langsung menyambutnya dengan tendangan kaki kiri keras di dalam kotak penalti dan membuat Villar hanya bisa terdiam melihat bola meluncur deras ke gawangnya. Skor 2-0 untuk keunggulan Uruguay bertahan hingga jeda.
Di babak kedua, Paraguay yang bertekad meraih gelar juara perdana sejak 32 tahun lalu, balik mengambil inisiatif serangan. Peluang pun langsung mereka dapat di menit ke-54. Nelson Haedo Valdez melepaskan tembakan first time dari dalam kotak penalti, namun sayang hanya membentur mistar.
Jalannya pertandingan di babak kedua berlangsung cukup keras di mana pemain kedua tim kerap terlibat jual beli tekel. Namun, untungnya wasit tidak royal dalam memberikan kartu dan hanya memperingkatkan kedua tim untuk menjunjung tinggi sikap sportif.
Memasuki menit ke-69, Paraguay meminta hadiah penalti menyusul terjatuhnya Pablo Zeballos di kotak terlarang, karena ada sedikit dorongan dari bek Uruguay, Sebastian Coates. Namun, wasit berkata lain dan justru memberikan hadiah tendangan bebas kepada Uruguay karena menilai Zeballos melakukan handball.
Uruguay yang mulai berkonsentrasi menjaga pertahanan, pun bukan tanpa peluang di babak kedua. Edinson Cavani yang masuk di menit ke-63, sempat berkontribusi dengan menyodorkan bola kepada Sebastian Eguren di kotak penalti. Namun, tendangan Eguren yang sempat membentur pemain belakang Paraguay masih mampu digagalkan Villar yang refleks meninju bola yang datang tiba-tiba.
Uruguay akhirnya mempertegas superioritasnya atas Paraguay dengan gol ketiga yang disarangkan Forlan di menit akhir pertandingan. Memanfaatkan umpan Suarez, Forlan yang lepas dari perangkap offside sukses menaklukkan Villar dengan sebuah sentuhan manis. Skor 3-0 menjadi penutup dari perjalanan Uruguay mencetak sejarah baru di Amerika Latin.
sumber : http://bola.okezone.com/read/2011/07/25/51/483727/uruguay-penguasa-copa-america
Luis Suarez dan Diego Forlan menjadi aktor di balik kesuksesan La Celeste menggenggam trofi Copa ke-15. Gol Suarez dan dwigol Forlan mengantar Uruguay menang 3-0, sekaligus melewati torehan gelar Argentina (14). Kini Uruguay pantas disebut penguasa Benua Amerika Latin setelah berhasil menyabet trofi juara terbanyak di ajang tertua di dunia ini.
Bermain di Estadio Monumental, Buenos Aires, Uruguay langsung mengambil inisiatif serangan sejak peluit pertama dibunyikan wasit. Mengandalkan duet maut Diego Forlan dan Luis Suarez di lini depan, La Celeste sukses menuai dua peluang emas di lima menit pertama.
Peluang pertama Uruguay didapat Suarez ketika laga baru menginjak menit ketiga. Memanfaatkan sebuah kemelut di sisi gawang, striker Liverpool ini berhasil mengamankan bola dan melepaskan tembakan dari sudut sempit. Sempat mengenai tubuh Villar yang coba menutup ruang, bola liar justru mengarah ke sisi gawang.
Satu menit kemudian, lewat skema tendangan penjuru tim semifinalis Piala Dunia 2010 kembali menebar ancaman. Kapten tim Diego Lugano berhasil menyambut umpan pojok dengan sebuah tandukan keras yang masih mampu digagalkan Villar. Sayang, bola muntah hasil blok Villar yang membuat kemelut di depan gawang, urung berbuah gol.
Setelah dua kali menebar ancaman, Uruguay akhirnya memecah kebuntuan pada menit ke-13. Memanfaatkan umpan terobosan lambung, Suarez berhasil melepaskan diri dari jebakan offside dan mengecoh salah satu bek Paraguay untuk kemudian melepaskan tembakan kaki kiri yang sedikit membentur bek Praguay Dario Veron sebelum meluncur ke tiang jauh tanpa mampu dijangkau Villar. 1-0 Uruguay unggul.
Kebobolan lebih dulu, Paraguay yang selama perhelatan Copa America terkenal dengan pertahanannya yang solid, kini mulai mengubah orientasi bermain. Tim yang di pertandingan kali ini tidak dampingi sang pelatih Gerardo Martino (sanksi) mulai berani melakukan tekanan.
Namun, alih-alih membuat pertandingan kian menarik, jalannya laga justru berlangsung keras bahkan menjurus kasar. Pemain kedua tim kerap terlibat kontak fisik atau tekel-tekel berbahaya yang memaksa wasit asal Brasil Salvio Fagundes mengeluarkan empat kartu kuning. Tiga untuk pemain Uruguay dan satu untuk Paraguay.
Memasuki setengah jam laga, Uruguay kembali mendapatkan peluang. Kali ini melalui Forlan yang menyambut umpan terobosan Suarez di sisi lapangan. Sayangnya, upaya striker Atletico Madrid ini masih mampu digagalkan Villar. Lima menit kemudian, kembali Forlan menebar ancaman. Namun, tendangan first-timenya dari dalam kotak penalti masih lemah sehingga mudah diantisipasi Villar.
Tak ingin membuang kesempatan yang didapatnya, Forlan akhirnya berhasil menaklukkan Villar di percobaan ketiganya. Memanfaatkan kesalahan pemain Paraguay yang gagal mempertahankan bola, Diego Perez yang berhasil mencuri bola langsung menyodorkannya kepada Forlan yang langsung menyambutnya dengan tendangan kaki kiri keras di dalam kotak penalti dan membuat Villar hanya bisa terdiam melihat bola meluncur deras ke gawangnya. Skor 2-0 untuk keunggulan Uruguay bertahan hingga jeda.
Di babak kedua, Paraguay yang bertekad meraih gelar juara perdana sejak 32 tahun lalu, balik mengambil inisiatif serangan. Peluang pun langsung mereka dapat di menit ke-54. Nelson Haedo Valdez melepaskan tembakan first time dari dalam kotak penalti, namun sayang hanya membentur mistar.
Jalannya pertandingan di babak kedua berlangsung cukup keras di mana pemain kedua tim kerap terlibat jual beli tekel. Namun, untungnya wasit tidak royal dalam memberikan kartu dan hanya memperingkatkan kedua tim untuk menjunjung tinggi sikap sportif.
Memasuki menit ke-69, Paraguay meminta hadiah penalti menyusul terjatuhnya Pablo Zeballos di kotak terlarang, karena ada sedikit dorongan dari bek Uruguay, Sebastian Coates. Namun, wasit berkata lain dan justru memberikan hadiah tendangan bebas kepada Uruguay karena menilai Zeballos melakukan handball.
Uruguay yang mulai berkonsentrasi menjaga pertahanan, pun bukan tanpa peluang di babak kedua. Edinson Cavani yang masuk di menit ke-63, sempat berkontribusi dengan menyodorkan bola kepada Sebastian Eguren di kotak penalti. Namun, tendangan Eguren yang sempat membentur pemain belakang Paraguay masih mampu digagalkan Villar yang refleks meninju bola yang datang tiba-tiba.
Uruguay akhirnya mempertegas superioritasnya atas Paraguay dengan gol ketiga yang disarangkan Forlan di menit akhir pertandingan. Memanfaatkan umpan Suarez, Forlan yang lepas dari perangkap offside sukses menaklukkan Villar dengan sebuah sentuhan manis. Skor 3-0 menjadi penutup dari perjalanan Uruguay mencetak sejarah baru di Amerika Latin.
sumber :