Google Mendinginkan Server Dengan Air Laut
Google memanfaatkan air laut untuk mendinginkan server pusat data mereka di Hamina, Finlandia.
Google serius menerapkan efisiensi energi di perusahaannya. Tingkat pemanasan yang tinggi di dalam kantor pusat data Google di Finlandia, mereka tangani dengan menggunakan teknologi pendingin dengan air laut. Cara ini diterapkan menyusul kebijakan baru Google untuk menerapkan green-IT.
Joe Kava, pimpinan senior Konstruksi dan Operasi Data Google menjelaskan, bangunan yang dibeli pada 2009 itu aslinya adalah pabrik kertas yang dilengkapi terowongan granit untuk menyedot air.
Yang menjadikannya unik, alih-alih menggunakan mesin AC (air conditioning) untuk mendinginkan panas yang dihasilkan komputer dalam data center, Google memutuskan untuk mendinginkannya dengan menggunakan gorong-gorong granite yang sebelumnya sudah ada dan menyambungkannya ke teluk didekat data center yang berfungsi sebagai water cooling raksasa.
Proses pendinginan dimulai Google dengan memompakan air laut ke gorong-gorong dan pipa didalam data center, kemudian mesin?exchanger akan menyalurkan panas yang dihasilkan data center tersebut ke air laut.
Air laut yang menjadi panas akan dicampurkan kembali dengan air laut yang lebih dingin sebelum dikembalikan ke lautan, sehingga ketika air laut kembali ke lautan suhunya sudah mendekati suhu normal perairan, yang memperkecil resiko naiknya suhu air laut dikawasan tersebut.
Penggunaan teknologi ini merupakan penghematan biaya yang sangat luar biasa, karena biaya energi yang dikeluarkan dalam pengelolaan data center akan lebih mahal dari biaya gedung maupun hardware — dan biaya pendinginan “Air Conditioner” merupakan biaya termahal dalam pengoperasian data center.
Untuk menerapkan teknologi semacam itu pada bangunan kantor, Google juga membayar Ingenhoven Architects untuk mendirikan bangunan kantor yang ‘hijau’.