TERDAPAT
pengobatan baru untuk mengobati disfungsi ereksi (DE) atau impoten.
Seorang dokter di Inggris menggunakan implan untuk tujuan
tersebut.
Seorang ahli jantung di Cardiff, Inggris, telah melakukan prosedur pertama di Eropa yakni implan stent (tabung logam kecil yang membantu melebarkan arteri) ke dalam Mr P. Stent diharapkan meningkatkan aliran darah ke Mr P, masalah yang dialami pria impoten.
Diperkirakan, setengah pria berusia antara 40-70 di seluruh dunia mengalami DE. Basis pertama pengobatan biasanya melalui obat-obatan seperti Viagra, atau pada kasus yang berat diberi suntikan ke dalam Mr P atau pompa vakum. Namun, semua metode pengobatan ini sering berefek samping, mengurangi spontanitas Mr P, dan tidak selalu efektif.
Penyebab DE
Penyebab umum DE adalah arteri yang tersumbat oleh tumpukan kolesterol, mekanisme yang sama dengan pengerasan pembuluh darah di jantung. Hal ini terjadi karena faktor usia yang membatasi aliran darah ke Mr P, padahal aliran ini sangat penting untuk menciptakan dan memertahankan ereksi.
Viagra secara temporer meningkatkan aliran darah dan masih dapat bekerja bahkan ketika terjadi 70 persen penyumbatan pada arteri utama Mr P, tetapi ketika penyumbatan mencapai 90 persen atau lebih, tidak ada cukup ruang untuk darah menuju Mr P.
Stent, alternatif lebih baik
Stent telah digunakan sejak era 90-an pada jutaan pasien untuk melebarkan sumbatan pembuluh darah di jantung. Stent untuk pengobatan DE tersedia dalam berbagai ukuran, mulai 1 mm hingga 3 mm, tergantung ukuran arteri Mr P.
Untuk mengetahui apakah DE seseorang disebabkan sumbatan arteri, dokter akan menyuntikkan cairan berwarna ke arteri di Mr P lalu menggunakan sinar-X untuk melihat apakah ada penyempitan di sana. Jika ada, maka stent dapat ditanam melalui arteri di pangkal paha.
Selanjutnya, stent ditanam lewat operasi kecil dengan anestesi lokal sekira tiga jam dan tanpa rasa sakit. Prosedur ini sendiri dikenakan biaya antara 4.000 poundsterling (Rp55 juta)-7.000 poundsterling (Rp96 juta). Demikian seperti disitat Dailymail, Selasa (6/9/2011).
"Bagi Anda yang mengalami tanda-tanda DE, segera tangani. Anda harus mengubah gaya hidup; berhenti merokok, turunkan berat badan," jelas Dr Nick Ossei-Gerning, ahli dan konsultan jantung University Hospital of Wales, Cardiff, di mana prosedur stent pertama kali dilakukan.
Seorang ahli jantung di Cardiff, Inggris, telah melakukan prosedur pertama di Eropa yakni implan stent (tabung logam kecil yang membantu melebarkan arteri) ke dalam Mr P. Stent diharapkan meningkatkan aliran darah ke Mr P, masalah yang dialami pria impoten.
Diperkirakan, setengah pria berusia antara 40-70 di seluruh dunia mengalami DE. Basis pertama pengobatan biasanya melalui obat-obatan seperti Viagra, atau pada kasus yang berat diberi suntikan ke dalam Mr P atau pompa vakum. Namun, semua metode pengobatan ini sering berefek samping, mengurangi spontanitas Mr P, dan tidak selalu efektif.
Penyebab DE
Penyebab umum DE adalah arteri yang tersumbat oleh tumpukan kolesterol, mekanisme yang sama dengan pengerasan pembuluh darah di jantung. Hal ini terjadi karena faktor usia yang membatasi aliran darah ke Mr P, padahal aliran ini sangat penting untuk menciptakan dan memertahankan ereksi.
Viagra secara temporer meningkatkan aliran darah dan masih dapat bekerja bahkan ketika terjadi 70 persen penyumbatan pada arteri utama Mr P, tetapi ketika penyumbatan mencapai 90 persen atau lebih, tidak ada cukup ruang untuk darah menuju Mr P.
Stent, alternatif lebih baik
Stent telah digunakan sejak era 90-an pada jutaan pasien untuk melebarkan sumbatan pembuluh darah di jantung. Stent untuk pengobatan DE tersedia dalam berbagai ukuran, mulai 1 mm hingga 3 mm, tergantung ukuran arteri Mr P.
Untuk mengetahui apakah DE seseorang disebabkan sumbatan arteri, dokter akan menyuntikkan cairan berwarna ke arteri di Mr P lalu menggunakan sinar-X untuk melihat apakah ada penyempitan di sana. Jika ada, maka stent dapat ditanam melalui arteri di pangkal paha.
Selanjutnya, stent ditanam lewat operasi kecil dengan anestesi lokal sekira tiga jam dan tanpa rasa sakit. Prosedur ini sendiri dikenakan biaya antara 4.000 poundsterling (Rp55 juta)-7.000 poundsterling (Rp96 juta). Demikian seperti disitat Dailymail, Selasa (6/9/2011).
"Bagi Anda yang mengalami tanda-tanda DE, segera tangani. Anda harus mengubah gaya hidup; berhenti merokok, turunkan berat badan," jelas Dr Nick Ossei-Gerning, ahli dan konsultan jantung University Hospital of Wales, Cardiff, di mana prosedur stent pertama kali dilakukan.
sumber(Okezone)