Orang senantiasa memberontak melawan kegagalan dan ketidakbahagiaan. Itu sudah pasti tindakan yang bagus. Itu menandakan adanya hasrat untuk meraih kebebasan. Namun karena tak berpikir jernih, banyak orang menghabiskan kekuatan dengan memberontak secara membabi buta dan sembrono. Singkatnya, seseorang memberontak melawan sesuatu yang tidak tepat.
Dengan menentang kondisi eksterior, orang tersebut kehilangan tujuan utama. Bukanlah dunia di luar dirinya yang perlu dia perhatikan, melainkan dirinya sendiri. Seseorang jatuh kedalam jebakan yang dibuatnya sendiri ketika dia menganggap bahwa dengan paham politik atau berganti pasangan atau berpindah ke daerah lain dia benar-benar telah mengubah segala sesuatu. Sesungguhnya, dia menciptakan sebuah penjara untuk menggantikan penjara lainnya, yang merampas kebebasannya. Dan di lubuk hatinya yang terdalam, dia sebenarnya menyadari hal itu. Namun, dengan menampik kebenaran itu, dia mati-matian memberontak melawan sejumlah kondisi eksterior, dengan dampak yang sama, yang membuat jiwanya hampa.
Lalu, apa seharusnnya yang kita lawan : buah pemikiran kita yang negatif atau yang tak realistis atau yang tak layak diterapkan.
Disitulah, dan bukan di tempat lain, kebebasan yang sempurna tergapai.
Ketika seseorang mengolah mentalnya secara benar, setiap kondisi di luar diri dengan sendirinya akan ikut berubah.
Kekuatan mental seseorang bisa diumpamakan dengan sejumlah prajurit yang tersebar di beberapa tempat namun sama-sama berhasrat untuk mengalahkan musuh. Apabila mereka bercerai-berai, atau setidaknya bersilih pendapat. Serangan mereka tidak bakal mendapatkan hasil maksimal. Tetapi jika mereka menggabungkan kekuatan guna meraih tujuan bersama, tak ada yang sanggup menahan serangan mereka.
Demikian pula ketika kita menyatukan semua kekuatan mental kita, dengan sikap yang teguh, maka kita akan meraih kemenangan dalam hidup ini.
Sumber : buku secrets of mental magic; oleh Vernon Howard
