SURABAYA - Manusia ternyata memiliki dua karakter yang harus tetap berjalan seimbang. Jika keduanya tidak seimbang, maka akan menjadikan seorang memiliki sifat seperti teroris maupun koruptor yang mensengsarakan rakyat.
Demikian disampaikan Prof Mohammad Nur, Pakar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam Workshop Pendidikan Berkarakter di Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang, Jawa Timur.
Dua karakter tersebut adalah karakter moral dan kinerja. "Dua karakter itu harus berjalan seimbang. Jika tidak, maka prilaku seseorang itu akan berjalan timpang," katanya di hadapan ratusan guru yang ikut dalam workshop tersebut, Sabtu (28/5/2011).
Dia mencontohkan, seperti yang terjadi pada prilaku teroris. Menurutnya, para pelaku teror bom ini hanya menggunakan karakter kinerja saja tanpa menggunakan karakter moral. Mereka memang pandai membuat bom, tapi hanya digunakan untuk mencelakai orang lain.
"Para pelaku pemboman itu karakter moral dan karakter kinerjanya tidak berjalan seimbang. Sehingga, mereka pintar membuat bom tapi digunakan untuk mencelakakan orang lain," ujarnya mencontohkan.
Begitu juga karakter yang dimiliki oleh seorang koruptor. Menurut Nur, koruptor hanya menggunakan karakter kinerja saja, sedangkan karakter moralnya ditinggalkan. "Oleh karena itu dua karakter itu harus berjalan seimbang," tukasnya.
Sementera itu Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia Unipdu HM Zulfikar As’ad mengatakan, dilakukannya workshop pendidikan berkarakter mengingat pentingnya pendidikan tersebut guna menciptakan siswa yang memiliki nilai moral yang baik.
Menurutnya, akhir-akhir ini moral anak didik kian memprihatinkan ketika pascakelulusan penjualan kondom laris manis. "Agar degradasi itu tidak terjadi, maka perlu adanya pendidikan berkarakter. Oleh karena itu, kami lakukan workshop yang diikuti ratusan guru dari Kediri, Nganjuk, Jombang, serta Mojokerto," kata alumnus UGM ini.
Demikian disampaikan Prof Mohammad Nur, Pakar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam Workshop Pendidikan Berkarakter di Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang, Jawa Timur.
Dua karakter tersebut adalah karakter moral dan kinerja. "Dua karakter itu harus berjalan seimbang. Jika tidak, maka prilaku seseorang itu akan berjalan timpang," katanya di hadapan ratusan guru yang ikut dalam workshop tersebut, Sabtu (28/5/2011).
Dia mencontohkan, seperti yang terjadi pada prilaku teroris. Menurutnya, para pelaku teror bom ini hanya menggunakan karakter kinerja saja tanpa menggunakan karakter moral. Mereka memang pandai membuat bom, tapi hanya digunakan untuk mencelakai orang lain.
"Para pelaku pemboman itu karakter moral dan karakter kinerjanya tidak berjalan seimbang. Sehingga, mereka pintar membuat bom tapi digunakan untuk mencelakakan orang lain," ujarnya mencontohkan.
Begitu juga karakter yang dimiliki oleh seorang koruptor. Menurut Nur, koruptor hanya menggunakan karakter kinerja saja, sedangkan karakter moralnya ditinggalkan. "Oleh karena itu dua karakter itu harus berjalan seimbang," tukasnya.
Sementera itu Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia Unipdu HM Zulfikar As’ad mengatakan, dilakukannya workshop pendidikan berkarakter mengingat pentingnya pendidikan tersebut guna menciptakan siswa yang memiliki nilai moral yang baik.
Menurutnya, akhir-akhir ini moral anak didik kian memprihatinkan ketika pascakelulusan penjualan kondom laris manis. "Agar degradasi itu tidak terjadi, maka perlu adanya pendidikan berkarakter. Oleh karena itu, kami lakukan workshop yang diikuti ratusan guru dari Kediri, Nganjuk, Jombang, serta Mojokerto," kata alumnus UGM ini.
sumber : http://news.okezone.com/read/2011/05/28/337/462045/manusia-bisa-jadi-teroris-atau-koruptor